Selasa, 22 November 2011

FAEDAH DAN KHASIAT AL FATIHAH

Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud:
 “Membaca Fatihah Al-Quran pahalanya seperti sepertiga Al-Quran”
 Juga Nabi Muhammad s.a.w.bersabda:

 “Surat Al-Fatihah adalah untuk apa ia dimaksudkankan dalam bacaannya.” dan “Fatihah itu pembukaan maksud bagi orang-orang mukmin.”

 Barang siapa membaca surah Al-Fatihah dalam keadaan berwuduk sebanyak 70 kali setiap hari selama tujuh hari lalu ditiupkan pada air yang suci lalu diminum maka ia akan memperolehi ilmu dan hikmah serta hatinya dibersihkan dari fikiran rusak.

 Diantara khasiat Fatihah ialah siapa yang membaca ‘Al-Fatihah’ diwaktu hendak tidur, Surah ‘Al-Ikhlas’ sebanyak 3 kali dan Mu’awwidzatain maka ia akan aman dari segala hal selain ajal. Dan siapa berhajat (berkeinginan sesuatu) kepada Allah s.w.t.maka olehnya dibaca surah Al-Fatihah sebanyak 41 kali diantara sembahyang sunat Subuh dan sembahyang fardu Subuh sampai 40 hari (tidak Lebih) kemudian memohon kepada Allah s.w.t. maka Insyaallah ia penuhi keperluan hidupnya.

 *Barangsiapa membaca Fatihah berserta Bismillah diantara sunat Subuh dan fardu Subuh dengan Istiqomah maka kalau ia inginkan pangkat terkabullah ia dan kalau ia fakir maka akan kaya serta jika ia punya hutang maka mampu membayanrnya dan kalau ia sakit maka akan sembuh serta kalau ia punya anak maka anaknya itu menjadi anak yang soleh, berkat surah Al-Fatihah.

 *Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah sebanyak 20kali setiap selesai sembahyang fardu lima waktu maka Allah s.w.t. luaskan rezekinya, baiki akhlaknya, mudahkan urusannya, hilangkan keperihatinannya dan kesusahannya, anugerahkan apa yang ia angan-angankan, dapatkan berbagai berkat dan kemuliaan, jadikan ia berwibawa, berpangkat luhur, berpenghidupan baik dan ia pula anak-anaknya terlindung dari kemudharatan dan kerosakan serta dianugerahkan kebahagiaan dan sebagainya. 

*Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah sebanyak 125 kali selesai sembahyang Subuh maka ia peroleh maksudnya dan ia ketemukan apa yang dicari-cari serta sebaiknya ia panjatkan doa yang bermaksud: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran Surah Al-Fatihah dan rahsianya, supaya dimudahkan bagiku semua urusanku, sama ada urusan dunia atau urusan akirat, supaya dimakbulkan permohonanku dan ditunaikan hajatku………..” 

*Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah diwaktu sahur (tengah malam) sebanyak 41 kali maka Allah s.w.t.bukakan pintu rezekinya dan Dia mudahkan urusannya tanpa kepayahan dan kesulitan. Selesai bacaan Al-Fatihah tersebut dan sebaiknya berdoa:

 “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surah Al-Fatihah dan rahsianya, supaya Engkau bukakan bagiku pintu-pintu rahmatMu, kurnia-Mu dan rezeki-Mu. Dan Engkau mudahkan setiap urusanku, murahkanlah bagiku rezekiMu yang banyak lagi berkat tanpa kekurangan dan tanpa susah payah, sesungguhnya Engkau berkuasa atas setiap sesuatu. Aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surah Al-Fatihah dan rahsianya, berikan apa yang kuhajati……..

” Diriwayatkan dari Syeikh Muhyiddin Ibnul Arabi didalam kitab ‘Qaddasallaahusirrahu’: “Siapa yang punya maksud maka sebaiknya ia membaca surat Al-Fatihah sebanyak 40 kali sehabis sembahyang Maghrib dan sunatnya, selesai itu ia ajukan permohonan hajatnya kepada Allah s.w.t.”

 *Surat Al-Fatihah boleh mengubati penyakit mata, sakit gigi, sakit perut dan lain-lainnya dengan dibacakan sebanyak 41 kali.

 *Ikhtiar mengubati penyakit : Baca SurahAl-Fatihah sebanyak 40 kali pada tempat berisi air, lalu air itu diusap-usapkan pada kedua belah tangan, kedua belah kaki, muka, kepala dan seluruh badan, allu diminum, Insyaallah menjadi sembuh.

 *Kalau Surah Al-Fatihah itu ditulis dengan huruf-huruf terpisah lalu dileburkan dengan air suci dan diminumkan kepada sisakit, maka dengan iradah Allah s.w.t. ia akan sembuh.

 *Ikhtiar menghilangkan sifat pelupa: Tulislah surat Al-Fatihah dengan huruf Arab pada tempat putih dan suci lalu dihapuskan dengan air dan diberi minum pada orang yang pelupa, maka ia akan hilang sifat pelupanya dengan izin Allah s.w.t.

 *Mengubati sakit disebabkan oleh sengatan kala: Ambil sebuah tempat bersih lalu diisi air dan sedikit garam lalu dibacakan padanya Surah Al-Fatihah sebanyak 7 kali lalu diberi minum pada orang yang tersengat kala itu, Insyaallah ia akan sembuh.

*Mengubati sakit gigi dan lain-lain: Untuk dirinya sendiri = letakkan jari pada tempat yang sakit lalu membaca Al-Fatihah dan berdoa sebanyak 7 kali: “Ya Allah, hilangkan daripada keburukan dan kekejian yang aku dapati dengan doa Nabi-Mu yang jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu”.

 *Mengubati penyakit gigi orang lain: selesai membaca Al-Fatihah maka berdoa 7 kali: “Ya Allah, hilangkan daripada orang ini keburukan dan kekejian yang aku dapati dengan doa Nabi-Mu yang jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu”.

 *Adapun faedah dan khasiat dari Surah Al-Fatihah ialah menyembuhkan penyakit mata yang kabur (rabun) Sabda Nabi Muhammad s.a.w.” “Barangsiapa yang ingin menyembuhkan kelemahan pandangannya (kabur/rabun) maka hendaklah dilakukan:

 *Memandang bulan pada awal bulan, jika tidak kelihatan atau terhalang oleh awan dan lain-lain hal, lakukan pada malam kedua, juga tidak dapat, cuba pada malam ketiga atau begitu seterusnya hingga nampak kelihatan bulan itu.

 *Apabila telah kelihatan, hendaklah ia menyapukan tangan kanannya kemata dengan membaca Al-Fatihah sebanyak 10 kali.

 *Sesudah itu mengucapkan pula sebanyak 7 kali doa ini: “Al-Fatihah itu menjadi ubat tiap-tiap penyakit dengan rahmat Mu ya Tuhan yang pengasih penyayang.”

 * lalu mengucapkan “Yaa Rabbi” sebanyak 5 kali. 

*Terakhir mengucapkan pula doa ini sebanyak 1 kali: “Ya Allah sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan, Ya Allah sihatkanlah, Engkaulah yang menyihatkan”.

Minggu, 20 November 2011

TURUNYA NABI ISA DI AKHIR ZAMAN

Segala puji itu hanyalah milik Allah. Dialah zat yang telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita dan secara berturut-turut memberikan berbagai pemberian dan anugerah kepada kita.


Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuk Nabi kita Muhammad, keluarganya yang merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang merupakan manusia-manusia yang bertakwa seiring silih bergantinya malam dan siang. 


Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah Ta'ala. Setelah sebelumnya kita membahas mengenai tanda-tanda hari kiamat, yaitu kedatangan Imam Mahdi, insya Allah dalam posting kali ini kita akan melanjutkan dengan tanda kiamat berikutnya yaitu turunnya Nabi Isa 'alaihis salam.


Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan keimanan kita tentang adanya hari kiamat. Apakah Nabi Isa Telah Tiada? Mengenai masalah ini, marilah kita simak bersama firman Allah Ta'ala berikut.

 وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا( 158)

 “Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. 


Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. 
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ” (QS. An Nisa': 157-159) Allah Ta'ala juga berfirman,

 إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ 

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (QS. Ali Imran: 55)


Dalam ayat di atas diceritakan oleh Allah bahwa Nabi 'Isa tidaklah dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengklaim telah membunuhnya dan hal ini pun dibenarkan oleh orang Nashrani. Namun yang sebenarnya dibunuh adalah orang yang diserupakan dengannya.


Sedangkan Isa sendiri diangkat oleh Allah ke langit. Syaikh As Sa'di ketika menjelaskan surat Ali Imran ayat 55, beliau mengatakan, “Allah mengangkat hamba dan Rasul-Nya yaitu 'Isa 'alaihis salam kepada-Nya. Kemudian Allah menyerupakan 'Isa dengan yang lainnya. Kemudian orang yang diserupakan dengan Nabi 'Isa ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka pun terjerumus dalam dosa karena niat mereka adalah membunuh utusan Allah.”1 Nabi 'Isa belumlah mati sebagaimana hal ini dikuatkan lagi dengan ayat-ayat dan hadits yang menceritakan bahwa beliau akan turun di akhir zaman sebagaimana nanti akan kami sebutkan. Ringkasnya, Isa bin Maryam belum mati. 


Namun beliau diangkat ke langit dan akan turun di akhir zaman sebagai tanda datangnya kiamat kubro (kiamat besar). 
Siapakah yang Diserupakan dengan Nabi Isa? Yang sebenarnya diserupakan dengan Nabi Isa adalah murid beliau yang masih berusia muda dan setia padanya.

Bukti dari hal ini adalah sebuah cerita yang dibawakan oleh Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma.2 Beliau mengatakan,
“Ketika Allah ingin mengangkat Isa -'alaihis salam- ke langit, beliau pun keluar menuju para sahabatnya dan ketika itu dalam rumah terdapat 12 orang sahabat al Hawariyyun. Beliau keluar menuju mereka dan kepala beliau terus meneteskan air. Lalu Isa mengatakan,
“Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengkufuriku sebanyak 12 kali setelah ia beriman padaku.” Kemudian Isa berkata lagi, “Ada di antara kalian yang akan diserupakan denganku. Ia akan dibunuh karena kedudukanku.


Dia pun akan menjadi teman dekatku.” Kemudian di antara para sahabat beliau tadi yang masih muda berdiri, lantas Isa mengatakan,
“Duduklah engkau.
” Kemudian Isa kembali lagi pada mereka, pemuda tadi pun berdiri kembali. Isa pun mengatakan, “Duduklah engkau.
” Kemudian Isa datang lagi ketiga kalinya dan pemuda tadi masih tetap berdiri dan ia mengatakan, “Aku, wahai Isa.”
“Betulkah engkau yang ingin diserupakan denganku?” ujar Nabi Isa. 


Kemudian pemuda tadi diserupakan dengan Nabi Isa. Isa pun diangkat melalui lobang tembok di rumah tersebut menuju langit. Kemudian datanglah rombongan orang Yahudi. 


Kemudian mereka membawa pemuda yang diserupakan dengan Nabi Isa tadi. Mereka membunuhnya dan mensalibnya.
Sebagian mereka pun mengkufuri Isa sebanyak 12 kali setelah sebelumnya mereka beriman padanya. Mereka pun terpecah menjadi tiga golongan. Kelompok pertama mengatakan, “Allah berada di tengah-tengah kita sesuai kehendak-Nya kemudian Dia naik ke langit.
” Mereka inilah Ya'qubiyah. Kelompok kedua mengatakan,
“Di tengah-tengah kita ada anak Allah sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit
" Mereka inilah Nasthuriyah. Kelompok ketiga mengatakan, 
“Di tengah-tengah kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit.
” Merekalah kaum muslimin. Kelompok pertama dan kedua yang kafir akan mengalahkan kelompok ketika yang muslim. Kelompok yang muslim itu pun sirna, sampai Allah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
.” Ibnu Katsir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih sampai Ibnu 'Abbas. An Nasa-i meriwayatkan hadits ini dari Abu Kuraib dan dari Abu Mu'awiyah serta semisalnya.3 Dari riwayat ini ada beberapa faedah yang dapat kita petik: Setelah Isa diangkat ke langit, ada sebagian murid Isa (al Hawariyyun) yang beriman dan sebagian lainnya kufur pada beliau.


 Nabi Isa tidak mati dan tidak disalib, namun beliau diangkat ke langit. Yang mati dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan beliau. Yang dibunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa, yaitu murid beliau yang setia pada beliau dan bukan murid Isa yang pengkhianat. Namun yang tersebar di tengah-tengah kaum muslimin bahwa yang diserupakan dengan Isa adalah muridnya yang pengkhianat. Kami tidak mengetahui manakah dalil yang menunjukkan hal ini.


Riwayat di atas jelas-jelas berkata lain. Murid-murid Isa terpecah menjadi tiga golongan. Satu golongan beriman yaitu meyakini bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah. Sedangkan dua golongan lain kufur. Sebagian meyakini bahwa Isa adalah Allah.
Dan sebagian lainnya meyakini bahwa Isa adalah anak Allah. Yang menang ketika itu adalah dua golongan yang kafir sedangkan golongan yang beriman musnah sampai diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Al Qur'an Berbicara Tentang Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman Ayat pertama: Allah Ta'ala berfirman,

 وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

 “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (QS. Az Zukhruf: 61) Para ulama berselisih pendapat mengenai makna dhomir (kata ganti) haa' dalam kalimat (وَإِنَّهُ). Sebagian ulama mengatakan bahwa kata ganti haa' di situ adalah 'Isa bin Maryam.ehingga makna kalimat, “Sesungguhnya 'Isa di antara tanda datangnya hari kiamat”. 


Karena turunnya kembali Isa ke dunia adalah tanda akan fananya dunia dan akan datangnya kehidupan akhirat. 
Demikian penjelasan dari Ibnu Jarir Ath Thobari4. Kemudian setelah itu Ibnu Jarir membawakan beberapa perkataan ulama pakar tafsir tentang tafsiran ayat di atas. Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah turunnya Nabi 'Isa 'alaihis salam. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut yaitu di antara tanda datangnya hari kiamat adalah turunnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat. Qotadah mengatakan tentang maksud ayat tersebut adalah turunnya Isa bin Maryam merupakan di antara tanda hari kiamat. As Sudi, Adh Dhohak, dan Ibnu Zaid mengatakan perkataan yang serupa.5 Ayat kedua: Firman Allah Ta'ala,


 وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa': 159)
Mengenai ayat di atas terdapat dua tafsiran di kalangan pakar tafsir.


Tafsiran pertama: “... kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya”, yang dimaksud sebelum kematiannya adalah sebelum kematian Isa. Maksudnya adalah sebagaimana penjelasan Ibnu Jarir Ath Thobari, “Mereka seluruhnya akan membenarkan Nabi Isa ketika ia turun ke dunia untuk membunuh Dajjal. Sehingga ketika itu agama hanya ada satu yaitu agama Islam yang lurus, agama Ibrahim.”6 Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sebelum kematian Isa bin Maryam.


Abu Malik mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ketika Isa bin Maryam turun, yaitu tidak ada satu pun ahli kitab yang tersisa kecuali mereka akan beriman pada Nabi Isa. Al Hasan mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan -demi Allah- Isa saat ini masih hidup, berada di sisi Allah. Ketika beliau turun lagi ke bumi, semua pasti akan mengimani beliau.
Qotadah mengatakan maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan jika beliau turun ke muka bumi, semua agama akan beriman pada beliau. Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa bin Maryam turun lagi ke bumi, ia akan membunuh Dajjal. Lalu tidak akan tersisa lagi seorang pun Yahudi kecuali akan beriman padanya. Ath Thobari mengatakan, “Jika Isa turun ke muka bumi, maka orang Yahudi akan beriman padanya.” Tafsiran kedua: “... kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya”, yang dimaksud adalah sebelum kematian ahli kitab tersebut. Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan, "Setiap orang yang didatangi maut (kematian), jiwanya tidak akan lepas sampai jelas padanya kebenaran dari kebatilan yang ada dalam agamanya." Ibnu 'Abbas mengatakan tentang maksud ayat di atas bahwa tidaklah seorang Yahudi itu mati kecuali mereka akan beriman kepada Isa. Ibnu 'Abbas juga mengatakan bahwa tidaklah seorang Yahudi itu mati kecuali ia akan bersaksi bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah, walaupun ia dalam keadaan diancam dengan pedang. Mujahid mengatakan tentang maksud ayat di atas bahwa setiap ahli kitab akan beriman kepada Isa sebelum kematian ahli kitab tersebut.7 Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di menjelaskan bahwa menurut tafsiran ini, setiap ahli kitab yang akan didatangi maut (kematian), ia telah jelas kebenaran sebenarnya. Ia pun akan beriman pada Isa 'alaihis salam, akan tetapi iman ketika itu tidaklah manfaat karena itu hanyalah iman karena terpaksa. Maka maksud ayat ini adalah sebagai ancaman bagi ahli kitab bahwa mereka akan menyesal sebelum kematian mereka. Bagaimanakah lagi nasib mereka pada saat dibangkitkan pada hari kiamat nanti?!8 Di antara dua tafsiran di atas yang lebih tepat adalah tafsiran pertama.


Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Tidak ragu lagi bahwa pendapat (tafsiran pertama) itulah yang lebih tepat. Karena tafsiran ini adalah maksud dari konteks ayat sebelumnya yang membicarakan mengenai keyakinan Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Orang-orang Nashrani yang jahil pun membenarkan hal ini.


Lalu Allah memberitahukan bahwa keadaan senyatanya adalah tidak demikian. Sesungguhnya yang dibunuh adalah yang diserupakan dengan Isa dan mereka tidak mengetahui hal ini.


Allah mengabarkan bahwa Isa akan diangkat ke langit, beliau masih hidup dan akan turun sebelum hari kiamat sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits (hadits mutawatir)."9 Ayat ketiga: Firman Allah Ta'ala

, فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ "Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. " (QS. Muhammad: 4) Al Baghowi menjelaskan salah satu tafsiran ayat di atas, "Mereka mengalahkan orang-orang musyrik dengan membunuh dan memenjara mereka sampai seluruh agama yang ada memeluk Islam. Seluruh agama akhirnya milik Allah. Dan setelah itu tidak ada lagi jihad dan tidak ada lagi peperangan. Hal ini terjadi ketika turunnya Isa bin Maryam (di akhir zaman)."10 Hadits yang Berbicara Tentang Turunnya Isa bin Maryam Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir, hadits yang membicarakan mengenai turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah hadits yang mutawatir (mutawatir makna) yaitu terdiri dari banyak hadits dan membicarakan satu maksud yaitu bahwa Nabi Isa akan turun menjelang hari kiamat.11 Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Hadits-hadits tersebut (yang membicarakan turunnya Isa di akhir zaman, pen) adalah hadits yang mutawatir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud, Utsman bin Abil 'Ash, Abu Umamah, An Nawas bin Sam'an, Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Mujammi' bin Jariyah, Abu Sarihah, dan Hudzaifah bin Usaid.”12 Di antara bukti dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu dari Abu Hurairah, beliau bersabda, « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا ) “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti)13, harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka: وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa': 159)”14 Dari Jabir bin 'Abdillah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ - قَالَ - فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.”15 Dan masih banyak sekali hadits-hadits yang membicarakan mengenai hal ini, bahkan sampai derajat mutawatir (jalur yang sangat banyak). Insya Allah akan dipaparkan lagi ketika penjelasan ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya ketika turun kembali ke muka bumi. Berita Turunnya Isa di Akhir Zaman Menjadi Konsensus Para Ulama Di samping beberapa ayat Al Qur'an dan hadits membenarkan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman, turunnya beliau ke muka bumi juga didasari pada ijma' (konsensus atau kesepakatan) ulama. Yang menyelisihi pendapat ini hanyalah orang yang “nyleneh” perkataannya dan tidak perlu dianggap. As Safarini mengatakan, “Umat Islam telah sepakat bahwa Isa betul-betul akan turun kembali dan tidak ada satu pun yang menyelisihi pendapat ini. Yang mengingkari hal ini hanyalah para filosof dan kelompok yang menyimpang. Mereka-mereka ini sebenarnya tidak perlu dianggap perkataannya. Para ulama telah menyepakati hal ini dan mereka yakini bahwa Isa akan berhukum dengan syariat Muhammad dan bukan membawa ajaran baru yang berdiri sendiri ketika ia turun dari langit.”16 Setelah pemaparan berbagai dalil tadi, maka hal ini menunjukkan bahwa turunnya Nabi Isa ke muka bumi setelah sebelumnya diangkat ke langit adalah suatu keniscayaan. Sehingga orang-orang yang menafikan dan tidak meyakini hal ini sangat jauh dari kebenaran. Demikian pembahasan kami dalam serial pertama. Insya Allah dalam kesempatan berikutnya, kami akan mengangkat mengenai ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya ketika turun di muka bumi. Semoga Allah memudahkan hal ini. Semoga Allah memberikan pemahaman dan keyakinan yang mantap untuk menyongsong hari kiamat yang semakin dekat menghampiri kita. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.com Diselesiakan di Panggang-Gunung Kidul, 30 Muharram 1431 H Referensi: Al Minhaj Syarh Shahih Muslim,Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya' At Turots. Al Yaumull Akhir (1) – Al Qiyamatush Shugro wal 'Alamatu Qiyamatul Qubro, Dr. 'Umar Sulaiman Al Asyqor, Darun Nafais. Asyrotus Saa'ah, 'Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, Mawqi' Al Islam. Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Musthofa bin Al 'Adawi, Darul Fawa-id & Darul Ibni Rojab, cetakan pertama, tahun 1427 H. Jaami' Al Bayan fii Ta'wilil Qur'an (Tafsir Ath Thobari), Ibnu Jarir Ath Thobari, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H. Ma'alimut Tanzil (Tafsir Al Baghowi), Al Husain bin Mas'ud Al Baghowi, Dar Thoyibah, 1409 H. Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, Ibnu Katsir, Darul Qurthubah. Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H. Footnote: 1 Taisir Al Karimir Rahman, hal. 132. 2 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim (4/1110), An Nasa-i dalam tafsirnya (611), dan Ath Thobari (34066). Syaikh Musthofa Al 'Adawi dalam Shahih Tafsir Ibni Katsir (1/559) mengatakan bahwa sanad riwayat ini hasan. 3 Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 4/336-337. 4 Tafsir Ath Thobari, 21/631. 5 Lihat Tafsir Ath Thobari, 21/631-632. 6Tafsir Ath Thobari, 9/379. 7 Lihat dua tafsiran ini di Tafsir Ath Thobari, 9/379-383. 8 Lihat Taisir Al Karimir Rahman, hal. 213. 9 Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 4/244-245. 10 Ma'alimut Tanzil, 7/279-280. 11 Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 4/244-245. 12 Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 4/363 13 An Nawawi menjelaskan, “Maksudnya, jizyah tidak akan diterima lagi. Dan tidak akan diterima dari orang kafir kecuali Islam. Dengan sekedar menyerahkan jizyah, maka itu tidaklah cukup. Yang diterima hanyalah Islam atau dibunuh.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/190) 14 HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155. 15 HR. Muslim no. 156 16 Lawami'ul Anwar Al Bahiyah, 1/94-95. Dinukil dari Asyrotus Saa'ah, 1/150.

Sabtu, 19 November 2011

Jibril & 12,000 Malaikat menemui Rasulullah di Bukit Qubais

Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya. (Ar-R'ad 13:11)

Jibril a.s menggoncang tugu kaum nabi Saleh

Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya. (Ar-R'ad 13:11)


Kaum Saleh telah dibinasakan Allah dengan suara jeritan Jibril as. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu. Firman Allah SWT:


"Sesungguhnya kami menimpakan atas mereka suatu suara yang keras mengguntut; maka jadilah mereka seperti rumput-­rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang mempunyai kandang binatang." (Al- Qomar: 31)


Dikisahkan bahawa pada suatu hari Nabi Saleh menyampaikan berita bahawa pada masa itu akan lahir di tengah-tengah mereka seseorang yang menjadi penyebab kehancuran kaum itu.


Maka para pemuka kaum itu mengadakan mesyuarat untuk membahas masalah tersebut. Akhirnya mereka memutuskan, harus memisahkan diri daripada isteri masing-masing, jika ada yang hamil dan melahirkan anak lelaki maka harus dibunuh. Keputusan mereka itu dijalankan.


Salah seorang dari kaum mereka melahirkan seorang anak lelaki, namun mereka tidak sampai hati untuk membunuhnya. Disebabkan keluarga tersebut belum pernah mempunyai anak, anak itu bemarna Qodaron.


Sebanyak sembilan kaum telah membunuh anak lelaki mereka yang lahir. Namun ketika mereka melihat Qodaron telah menjadi seorang pemuda, mereka merasa menyesal kerana telah membunuh anak-anak mereka dahulunya. Kemudian mereka berunding untuk membunuh Nabi Saleh as.


Mereka berkata: "Sebaiknya kita pergi keluar kota dahulu, kemudian kita pulang dengan secara sembunyi, pada saat itu Nabi Saleh kita bunuh. Lalu kita bersumpah dengan nama Allah dengan kerabatnya bahawa kita tidak membunuhnya dan kita tidak tahu sama sekali tentang pembunuhan itu."


Ketika itu umur Qodaron lima belas tahun. Di saat mereka sedang minum arak, mereka juga memerlukan air, sedangkan pada hari itu merupakan giliran unta untuk mendapatkan air, mereka sudah puas mencari air di tempat yang lain, namun tidak mereka temui. Kemudian Qodaron berkata: "Menurut pendapatku, lebih baik kita bunuh sahaja unta Saleh, sebab kita dalam kesukaran air."


Kemudian mereka pun keluar dengan membawa sebilah pedang, mereka bersembunyi di rumput-rumput di bawah kaki gunung. Pada saat giliran unta Saleh ingin minum air, maka dengan segera Qodaron membunuh unta tersebut. Kemudian mereka juga berusaha membunuh anak unta Nabi Saleh, maka anak unta itu pun berlari ke arah gunung, maka dengan kuasa Allah gunung itu terbelah, dan masuklah anak unta itu ke dalamnya.


Ketika Nabi Saleh as mengetahui peristiwa pembunuhan terhadap unta mukjizatnya itu, maka ia berkata kepada kaumnya: "Anda semua boleh duduk di rumah selama tiga hari, setelah itu akan datang seksaan kepada anda. Tanda­tandanya adalah, pada hari pertama muka-muka kamu semua menjadi merah, pada hari kedua menjadi kuning, pada hari ketiga menjadi hitam legam."


Di saat mereka melihat tanda-tanda seperti yang diucapkan oleh Nabi Saleh itu betul, mereka pun berkata: "Mari kita bunuh Nabi Saleh seperti kita membunuh untanya." Mereka kemudiannya menuju ke tempat tinggal Nabi Saleh. Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu. Kemudian Jibril as datang sambil memegang tugu-tugu kota itu lalu digoncangnya dengan sekeras-kerasnya. Akhirnya dia menjerit dengan sekuat-kuatnya sehingga mereka semua mati pada saat itu juga.


Begitu gambaran betapa bahayanya minuman keras yang memabukkan ini. Kerana sebab terbunuhnya unta mukjizat Nabi Saleh disebabkan minuman keras. Fitnah Harut dan Maarut juga kerana minuman keras. Sebab terbunuhnya Nabi Yahya kerana minuman keras. Kaum Nabi Nuh mengganggu Nabi Nuh kerana minuman keras. Pembunuhan terhadap Usman ra juga disebabkan minuman keras. Pembunuhan terhadap Sayyidina Husin juga kerana minuman keras."

Jibril Memberitahu Yusuf as Tentang Kedatangan Saudaranya

Saudara-saudara Yusuf menemui Nabi Yusuf as pada hari Khamis.
Firman Allah SWT:




“Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) kemudian mereka masuk ke tempatnya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal lagi kepadanya.”
(Yusuf: 58)




Ketika saudara-saudara Yusuf hampir sampai di Kota Mesir, maka turunlah Jibril menemui Nabi Yusuf as dan ia berkata:




“Saudara-saudaramu datang menemuimu, bagaimana sikapmu terhadap mereka. Nabi Yusuf menjawab: Wahai Jibril, mereka telah banyak menyakiti hatiku, bahkan mereka telah beniat untuk membunuhku, ketika ini mereka datang memerlukan bantuan denganku. Tiada lain yang harusku lakukan selain memaafkan mereka.”




Sebahagian ulama mengatakan bahawasanya saudara-saudara Yusuf as datang menemuinya sebanyak tiga kali. Untuk kali pertama, mereka datang sebagai orang-orang yang memerlukan bantuan. Kemudian Yusuf as memuliakan mereka.




Firman Allah SWT bermaksud:




“Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya, “ Masukkanlah barang-barang (penukar milik mereka) ke dalam karung-karung mereka, supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali kepada keluarganya mudah-mudahan mereka kembali lagi.”
(Yusuf. 62)




Kali kedua, mereka datang dengan kesombongan maka mereka pulang dengan rasa dukacita, ketika saudara mereka mengatakan kepada mereka: “Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: “Wahai ayah kami, sesungguhnya anakmu telah mencuri.”
(Yusuf. 81)




Kali ketiga mereka datang dengan merendahkan diri, oleh sebab itu mereka pulang dengan hati yang senang dan gembira. Kerana Yusuf mempunyai sifat penyayang dan orang yang penyayang itu suka kepada orang yang merendah diri.




Ketika mereka memasuki Kota Mesir, Yusuf as memerintahkan agar istana-istana dan rumah-rumah dihias. Kemudian beliau mengeluarkan pakaian yang indah untuk dipakaikan kepada sahaya dan perajuritnya. Beli memasang permaidani-permaidani yang indah, serta menyusun singgahsana untuk menyambut saudara-saudaranya.




Nabi Yusuf as duduk di atas singgahsana, lalu beliau memerintahkan agar saudara-saudaranya masuk. Ketika itu mereka tidak lagi mengenali Yusuf as tetapi Nabi Yusuf masih mengenali mereka.
Read On
Jibril Memberi Peringatan kepada Nabi Yusuf as
0 comments
Friday, December 11, 2009




FIRMAN Allah SWT:
“Dan bersama dengan Yusuf masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda.”
(Yusuf: 36)




Dua orang yang masuk ke dalam penjara tersebut, adalah tukang beri minum raja dan tukang masak raja. Sedangkan ketika itu yang menjadi raja iaitu “Royyaan.”




Sebab dimasukkan kedua orang pemuda ke dalam penjara adalah kerana kedua pemuda tersebut telah menerima rasuah daripada raja Rom dengan tugas memberi racun dalam makanan dan minuman raja Royyaan.




Tukang masak menerima rasuah tersebut. Sementara itu tukang memberi air raja menolak tawaran raja Rom, dan melaporkan kepada raja tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh tukang masak. Namun tukang memberi air juga dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan tukang masak tadi.




Mereka berada di penjara lebih kurang selama tiga hari. Di dalam penjara, mereka berdua melihat Nabi Yusuf as suka membuat penilaian tentang mimpi. Untuk mencuba kebenaran tafsiran atau penilaian Yusuf as mereka mengatakan seakan akan mereka bermimpi, padahal sesungguhnya mereka hanya berbohong.




Sebahagian ulamak mengatakan bahawa tukang memberi minum raja memang betul-betul bermimpi sedangkan tukang masak tidak bermimpi sama sekali. Tukang memberi minum raja berkata: “Aku bermimpi seakan-akan melihat ada tiga buah bekas atau mangkuk dari emas, aku memerah anggur dan memasukkan ke dalam bekas itu. Lalu aku buat khamar dan aku berikan kepada raja Royyaan.




Tukang masak raja berkata pula: “Aku bermimpi seakan akan diriku sedang memikul satu bakul roti di atas kepalaku, dan burung-burung memakan roti tersebut.”




Kemudian Nabi Yusuf as meramal mimpi keduanya. Beliau berkata: “Wahai kedua temanku, adapun salah seorang di antara kamu akan memberikan minuman untuk tuannya dengan khamar, adapun yang seorang lagi ia akan di salib.”




Setelah Nabi Yusuf as selesai meramalkan mimpi mereka, berkata salah seorang di antara mereka: “Sesungguhnya saya tidak bermimpi.’ Maka Nabi Yusuf menjawab: “Telahku ramal mimpimu dan bahkan telah ditetapkan oleh Allah SWT.




Firman Allah SWT maksudnya:
“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya kepadaku.”
(Yusuf: 41)




Tidak beberapa lama setelah itu, maka pegawai-pegawai raja membawa tukang masak tersebut, kemudian mereka salib. Setelah tukang masak tersebut disalib, maka tinggallah tukang memberi minum raja di penjara selama tiga hari. Kemudian datang utusan raja membawanya keluar dari dalam penjara, dia diberi pakaian indah, lalu dibawa kepada raja dengan segala kehormatan.




Ketika tukang memberi minum raja tersebut keluar, Nabi Yusuf sempat berkata: “Jelaskanlah keadaanku ini kepada tuanmu.” KetikaYusuf berkata demikian, maka gunung-ganang pun bergoncang dan turunlah Jibril as serta berkata:




“Wahai Yusuf sesungguhnya Allah SWT bertanya kepadamu: Siapakah yang menjadikan rasa cinta di dalam hati Ya’kub terhadapmu? Yusuf menjawab; “Tuhanku”. Jibril bertanya: Siapakah yang menyelamatkan dirimu dari tipu daya saudara-saudaramu? Yusuf menjawab; Tuhanku. Siapakah yang telah memeliharamu di dalam perigi? Yusuf menjawab; Tuhanku. Siapakah yang menjadikan rasa suka Zulaikha terhadapmu? Yusuf menjawab; Tuhanku. Kemudian Jibril bertanya: Siapa pula yang telah menyelamatkan dirimu dari tipu daya Zulaikha? Yusuf menjawab; Tuhanku.”




Selanjutnya Jibril berkata: “Wahai Yusuf, sesungguhnya Allah SWT telah membuat kebaikan ini untukmu. Maka di manakah engkau melihat tidak mempunyai Allah, sehingga engkau meminta pertolongan kepada yang lain? Wahai Yusuf, dulu datukmu Ibrahim as tidak mahu meminta tolong kepada Jibril ketika ia akan dilemparkan ke dalam api oleh Namruz. Ketika itu aku berkata kepadanya: “Apakah engkau memerlukan pertolongan wahai Ibrahim? Kemudian Ibrahim menjawab: Kepadamu, aku tidak meminta pertolongan.”




Begitu pula datukmu Ismail, ia tidak meminta pertolongan apa pun kepada ayahnya Ibrahim, ketika ia akan dikorbankan. Namun ia hanya berkata: “Insya Allah engkau akan memperolehi aku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”




“Tetapi engkau wahai Yusuf baru sahaja tiga hari berada di dalam penjara, sudah tidak sabar, sehingga engkau minta pertolongan kepada raja.”




Maka bersujudlah Nabi Yusuf as. kepada Allah SWT, dan menangis selama empat puluh hari. “YaAllah, demi kehormatan datukku Ibrahim as dan Ismail as dan Ishak as serta demi ayahku Ya’kub as kasihanilah aku dan ampunkanlah kesalahanku.”




Maka turunlah Jibrail as menemui Nabi Yusuf as dan berkata:




“Sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Aku telah memaafkanmu, akan tetapi Allah beri engkau hukuman dengan tinggal di dalam penjara selama tujuh tahun lagi.”

Jibril Mengajar Nabi Nuh membuat Kapal

Di saat kaum Nuh melakukan tipu daya untuk membinasakan Nabi Nuh as maka Allah membinasakan mereka semua iaitu dengan mengeluarkan daripada bumi air yang sangat panas dan mencurahkan dari langit air yang sangat sejuk dan mendatangkan angin taufan yang sangat dahsyat di keliling mereka, saat itu binasalah musuh-musuh Nabi Nuh dan selamatlah Nabi Nuh berserta pengikut-pengikutnya yang beriman.


Firman Allah SWT yang bermaksud:


“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersertanya di dalam kapal yang penuh muatan.”
(Asy-Syu’ara’: 119)




Kaum Nuh ingin mengeluarkan Nabi Nuh as. daripada tengah-tengah mereka. Kemudian Allah SWT melakukan tipu daya terhadap mereka. Dan Allah mengeluarkan daripada langit air yang sangat sejuk dan memancarkan air daripada bumi dengan air yang sangat panas.


Firman Allah SWT yang bermaksud:


“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang mencurah-curah. Dan Kami jadikan bumi memancar mata air-mata air maka bertemulah air-air itu satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
(Al-Qamar: 11-12)


Ketika masa azab yang telah ditentukan oleh Allah SWT itu hampir tiba, Allah mengutus Malaikat Jibril as untuk menemui Nabi Nuh as mengajarkan kepada beliau cara-cara menukang kayu, dan Jibril mengatakan bahawa Allah menyuruh Nabi Nuh membuat sebuah kapal.


Firman Allah SWT yang bermaksud:


“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami.”
(Hud: 37)


Kemudian Nabi Nuh berkata: “Bagaimana cara membuat kapal tersebut? Jibril menjawab: “Potonglah 124000 keping papan, dan pada tiap-tiap keping papan itu tertulis nama Nabi.” Nabi Nuh menjawab: “Sesungguhnya saya tidak mengetahui seluruh nama-nama Nabi tersebut? Allah berfirman: “Wahai Nuh, tugas memotong papan itu adalah tugasmu, sedangkan menyatakan nama-nama nabi itu, Akulah yang akan melakukannya.”


Kemudian Nabi Nuh pun memotong kepingan papan yang pertama, maka kelihatan nama Nabi Adam as. Pada kepingan yang kedua nampak nama Syaits as. Pada kepingan papan yang ketiga nampak nama Idris as. Pada kepingan papan yang keempat nama Nuh as. Demikianlah seterusnya, setiap kali Nabi Nuh selesai memotong papan tersebut maka nampaklah nama seorang Nabi pada papan itu. Yang paling akhirnya adalah Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup nabi-nabi, penghias orang orang suci dan penyuluh para wali.


Setelah itu Allah memerintahkan Nabi Nuh as untuk menyiapkan paku-pakunya. Pada setiap paku tercantum nama salah seorang Nabi. Setelah Nabi Nuh as menyiapkan paku, lalu beliau menyatukan kepingan-kepingan papan tersebut dan memakunya. Orang-orang kafir yang melihat pekerjaan Nabi Nuh itu mengejek dan menghinanya. Hal ini dinyatakan Allah SWT dalam firmanNya yang bermaksud:


“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatlah Nuh: “Jika engkau mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagaimana kamu sekalina mengejek (kami).”
(Hud: 38)


Itulah sebagai peringatan yang diberikan oleh Allah, kerana ketika Allah nampakkan nama-nama kekasih-Nya pada kepingan papan itu, maka Allah selamatkan papan itu dan penumpangnya daripada badai dan taufan. Dan ketika Allah menampakkan pada hati orang-orang beriman kecintaan kepada Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya, maka Allah selamatkan pula mereka daripada seksaan api Neraka.


Dalam sebuah kisah diceritakan, bahawa ada yang bertanya kepada Abdullah bin Abbas ra. “Ajarilah kami ilmu yang dapat menyelamatkan kami daripada api neraka dan dapat memasukkan kami ke dalam Syurga?”


Ibnu Abbas menjawab: “Hendaklah kamu semua melakukan lima belas perkara. laitu lima dengan lisan, lima dengan anggota badan dan lima dengan hatimu.


Lima dengan lisan itu adalah mengucap kalimah:


Subhanallah


Alhamdulillah


La ilahaillallah


Allahuakhbar


Lahaulawala quwata illa billahil ‘aliil adzhim


Lima dengan anggota badan iaitu solat lima waktu:


Isyak.


Subuh.


Zohor.


Asar.


Maghrib.


Lima dengan hati iaitu mencintai lima orang yang dicintai Allah SWT Rasulullah dan sahabat yang empat.


Nabi Muhammad SAW


Abu Bakar Siddiq.


Umar bin Khattab.


Usman bin Affan.


Ali bin Abi Thalib.

Izrail Masukkan Roh Ke badan Adam AS

Dijadikan pada tubuh Adam ada sembilan rongga atau liang. Tujuh buah liang di kepala, dan dua buah liang di bawah badan letaknya. Tujuh buah letaknya di kepala: Dua liang mata, dua liang telinga, dua liang hidung, dan sebuah liang mulut. Yang dua macam di bawah: Sebuah liang kemaluan dan liang dubur.


Dijadikan pula lima buah pancaindera:


1. Mata alat penglihatan.
2. Hidung alat penciuman.
3. Telinga alat pendengaran.
4. Mulut alat perasa manis, masin dan sebagainya.
5. Anggota tubuh lainnya seperti kulit, telapak tangan, untuk perasa, halus, kasar, dan sebagainya.


Ketika Allah akan jadikan Adam, tanah itu dicampuri air tawar, air masin, air hanyir, angin dan api. KemudianAllah resapkan Nur kebenaran dalam diri Adam dengan berbagai macam "Sifat”. Lalu tubuh Adam itu digenggam dengan genggaman "Jabarut" kemudian diletakkan di dalam "Alam Malakat."


Sesungguhnya tanah yang akan dijadikan "Tubuh Adam" adalah tanah pilihan. Maka sebelum dijadikan patung, tanah itu dicampurkan dengan rempah-rempah, wangi-wangian dari Nur Sifat Allah, dan dirasmi dengan air hujan "Bahrul-Uluhiyah." Kemudian tubuh itu dibenamkan dengan air "Kudral- 'lzzah-Nya," iaitu sifat "Jalan dan Jammal", lalu diciptakan menjadi tubuh Adam yang sempurna.




Cuba perhatikan fiman Allah dalam surah Ad-Dahr, ayat satu sebagaimana yang berbunyi sebagai berikut: "Apakah tidak datang kepada manusia khabar berita suatu zaman yang tidak dapat disebut-sebutkan menurut perhitungan manusia?"
Yang maksudnya Allah ciptakan alam semesta dan temasuk Adam dalam waktu yang sangat lama, yang tidak dapat ditaksir dan dikira-kira menurut perhitungan manusia zaman sekarang.


Menurut keterangan ulama, ketika tubuh Adam diselubunginya dalam waktu 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah, dan 40 tahun yang hitam dan berbau. Kemudian Allah rubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan. Maka tertutuplah pemandangan mata malaikat daripada melihat hakikat yang sebenamya. Mereka memandang rendah akan bakal kejadian Adam lantaran menurut penglihatan yang nyata asal kejadian Adam. Tiada lain sebabnya dari kurang makrifat mereka. Memang para malaikat telah mengetahui bahawa Adam ini akan menjadi khalifah Tuhan di dunia. Sudah tentu mereka merasa hairan, mengapa orang yang akan menjadi khalifah Tuhan demikian asal kejadiannya. Sedangkan bangsa malaikat asal kejadian mereka dari cahaya.




Demikian pula roh, ketika itu diperintah masuk ke dalam tubuh Adam, ia pun merasa enggan. Segan dan malas untuk masuk ke tubuh Adam yang masih merupakan patung yang kini sudah mengeras seperti batu. Roh itu bukan masuk, malah ia berputar-putar, mengelilingi patung Adam yang terlantar di situ dikelilingi malaikat yang menyaksikan seperti Jibril, Mikail, Israfil, Izra'il dan lain-lain malaikat lagi.
Kemudian Allah menyuruh malaikat Izra'il untuk memaksa roh itu masuk ke dalam tubuh Adam. Akhirnya mahu tidak mahu roh itu menyerah kepada Izra' il.


Ia dimasukkan ke dalam tubuh Adam, lalu roh itu masuk perlahan-lahan sehingga ke kepalanya yang mengambil masa selama 200 tahun. Demikianlah Allah memberi kekuatan kepada Izra'il untuk memasukkan roh ke dalam tubuh Adam. Dahulu Izra'il ditugaskan mengambil tanah untuk Adam, dan kini dia pula ditugaskan untuk mencabut nyawa umat manusia.


Setelah ia meresap ke kepala Adam, maka teijadilah otak dan tersusunlah urat-urat sarafnya dengan sempurna. Kemudian terjadilah matanya seketika itu matanya terus terbuka melihat dan melirik ke kiri dan ke kanan. Dan juga melihat ke bawah di mana sebahagian daripada badannya masib merupakan tanah keras. Dilihatnya kiri dan kanan para malaikat yang sedang menyaksikan kejadian dia. Ketika itu telinga Adam telah dapat mendengar para malaikat mengucap tasbih memuji kebesaran Allah, dengan bemacam-macam ucapan kalimat tasbih dengan suara merdu dan mengasyikkan.


Kemudian ketika roh sampai ke hidungnya lalu ia bersin, serta mulutnya terbuka. Ketika itu Allah ajarkan mengucap Alhamdulillah. Itulah ucapan Adam pertama kali ke hadrat Allah. Lalu Allah berkata: "Yarkhamukallaah" yang ertinya: "Semoga engkau diberi rahmat Allah."


Oleh kerana itu jika orang bersin menjadi ikutan sunat mengucap: "Alhamdulillah" dan orang yang mendengarnya sunat mengucap: Yarkhamukallaah."


Kemudian ketika roh sampai pada dadanya, tiba-tiba saja ia mahu bangun. Padahal sebahagian badannya ke bawah masih menjadi tanah keras. Di sini menunjukkan sifat manusia yang suka tergesa-gesa (tidak sabar). Sebagaimana fiman Allah SWT maksudnya: "Dan adalah manusia itu, suka tergesa-gesa."


Maka ketika roh itu sampai di bahagian perutnya maka terjadilah susunan isi perut dengan sempurna. Maka seketika itu terasalah lapar. Kemudian terus roh itu meresap sampai ke seluruh tubuh Adam, tangan, kaki, lalu terjadi darah daging dan tulang, urat-urat, berkulit dengan sempurna, yang mana kulit itu kian lama kian bagus dan halus. Begitulah proses kejadian-kejadian tubuh Adam.


Menurut riwayat ketika Adam masih berada di Syurga sangat baik sekali kulitnya. Tidak seperti warna kulit kita sekarang ini. Kerana setelah Adam diturunkan ke dunia, terjadilah perubahan warna kulitnya. Sebagai peringatan, yang masih tertinggal warnanya hanya pada kuku manusia. Hal ini kita biasa lihat meskipun orang kulitnya hitam, tapi warna kuku adalah sama, ialah putih kemerah-merahan.


Suatu keterangan bahawa Nabi Adam as dikenali dengan gelaran Abul-Basyar: (Bapa segala Manusia) dan Nabi Muhammad SAW pula dengan gelaran "Abul Ruh" atan "Abul Arwah" (Bapa segala roh).


Setelah kejadian Adam sempurna sebagal manusia, maka dialah merupakan jenis makhluk manusia yang pertama. Wajahnya cukup cantik, semua malaikat berasa kagum lihat Adam yang begitu menawan. Mereka sama sekali tidak menyangka bahawa makhluk yang asalnya dari tanah kini kelihatan indah dan menawan.


Kemudian Adam dipakaikan dengan pakaian kebesaran dari syurga dengan mahkota yang ditatah intan berlian yang menambahkan lagi keagungannya sebagal seorang raja atau khalifah. Setelah itu Adam duduk di atas kerusi keemasan yang bertatah pemata sambil dikelilingi oleh para malaikat. Kemudian setelah Adam duduk di atas kerusi itu, lalu dia di usung oleh empat orang malaikat serta diiringi oleh ribuan malaikat untuk diperkenalkan kepada penghuni di langit yang pertama sehingga ke langit yang ke tujuh sampailah ke syurga.


Menurut riwayat mengatakan Adam diarak oleh malaikat selama lebih kurang 100 tahun. Setelah itu barulah Adam dibawa ke syurga iaitu tempat Adam mula-mula dijadikan.


Kemudian datanglah Jibril membawa seekor kuda dari syurga yang berwarna hijau muda serta bersayap. Baunya sangat harum serta dapat berkata-kata seperti manusia. Di belakang kuda itu terdapat tempat duduk yang selesa. Jibril memegang tali pemacu, Mikail duduk di sebelah kanan Adam manakala Israfil pula duduk di sebelah kiri beliau.


Diceritakan di mana saja Adam pergi dia selalu mengucapkan "Assalamualaikum" yang mana ia dijawab oleh setiap para malaikat dengan "Waa'alaikum salam."

Berbagai bentuk Malaikat Izrail Mencabut Nyawa

Bila sampai masa kematian, maka Allah SWT mengutus malaikat Maut (Izrail) mencabut roh dari tubuh orang tersebut. Allah SWT berfirman yang bermaksud:


"Dan Dialah yang mempunyai kuasa tertinggi di atas hambaNya. Dan diutusNya, padamu malaikat-malaikat penjaga. Sehingga apabila datang kematian pada salah seorang di antaramu lalu ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kaini, dan malaikat-malaikat Kaini itu tidak melalaikan kewajipannya."
(Al-An 'un: 61)


Sekiranya orang yang akan dicabut rohnya itu orang Mukmin yang tidak berdosa, maka malaikat itu datang sebagai seorang yang rupawan. Tetapi jika datang pada orang kafir dan munafik maka mereka mendatanginya dengan rupa yang menakutkan.




Bara' bin Azib telah meriwayatkan yang dikutip dalam hadith Sunan Abi Daud, Hakim, Ahmad dan lainnya menyebutkan hal tersebut sebagai berikut:




"Sesunguhnya jika orang Mukmin, maka ketika dia akan keluar dari dunia ini dan menuju alam akhirat, maka dia didatangi malaikat yang turun dari langit dengan muka yang putih berseri. Seolah-olah wajah malaikat itu seperti sinar matahari. Mereka itu membawa kain kafan yang dibawa dari syurga. Juga membawa wangian dari syurga. Malaikat datang sambil duduk sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat Maut dengan duduk di sisi kepalanya. Malaikat itu mengatakan:


"Hai nafas yang baik (tenang), keluarlah anda sekarang dengan mendapatkan ampunan dari Allah dan kerelaanNya." Kemudian keluarlah roh itu seperti mengalirnya sebuah titisan yang berasal dari satu minuman, kemudian malaikat itu mengambil roh itu.


"Dan sesungguhnya jika orang yang akan dicabut itu roh orang yang kafir, (dalam riwayat yang lain: orang yang "fajir" ertinya penjahat, penzina atan pendusta) maka ketika orang itu di dunia lalu dia didatangi malaikat yang turun dari langit (yang keadaannya kejam dan kasar) dengan rupanya yang hitam. Dengan membawa pakaian berbulu, lalu mereka duduk daripadanya sejauh mata memandang. Lalu Malaikat Maut (Izrail) datang dan duduk di sisi kepalanya, sambil mengatakan, "Hai roh yang jahat, keluarlah engkau sekarang menuju kemurkaan Allah dan kemarahanNya ." Lalu dipisahkan roh itu dari tubuhnya, yang terpisahnya itu laksana dicabutnya bulu basah oleh besi panas (yang kemudian diikuti dengan putusnya keringatnya dan urat sarafnya)." (Lihat Hadith riwayat Hakim, Abu Daud, Ahmad dan lainnya).


Semasa hal itu berlaku, mereka yang hidup berada di sampingnya tidak tahu apa-apa, tidak melihat sesuatu. Perhatikan firman Allah SWT yang bermaksud:


"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat."
(Al- Waqiah: 83-85)


Nabi SAW telah mengungkapkan tentang adanya malaikat maut yang akan memberikan berita gembira kepada mereka yang akan mati sebagai seseorang mukmin dengan janji ampunan Allah serta kecintaanNya. Namun bagi mereka yang kafir atau orang yang jahat (berdosa), bagi mereka dijanjikan pula adanya kemurkaan dan kemarahan Allah kepadanya.


Berkaitan janji syurga kepada orang Mukmin yang akan mati telah diterangkan Allah dalam AI-Quran yang ertinya:


"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun pada mereka dengan mengatakan:




Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan beroleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia mahupun akhirat, yang di dalamnya kamu akan beroleh apa yang kamu inginkan, dan akan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang."
(FusshiIat: 30-32)


Firman di atas menurut para ahli tafsir turun berkenaan dengan orang yang akan mati dalam keadaan serba takut dan susah, menghadapi masa akan datangnya kematian. Bahkan takutnya orang-orang yang akan mati kemudian. Dengan ayat ini maka jelaslah bahawa malaikat akan turun padanya nanti pada saat-saat kematiannya dengan berita yang membawa ketenteraman, yang seolah-olah malaikat itu akan mengatakan:


"Janganlah anda susah dalam menghadapi masa akan datang, baik ketika di alam barzakh mahupun di akhirat nanti. Juga anda tidak perlu susah tentang keluarga anda, anak-anak anda, mahupun hutang-hutang anda." Bahkan diberinya berita dengan janji akan dimasukkan syurga sebagai berita gembira.


Sebaliknya, bagi orang yang kafir maka malaikat berjanji kepada mereka untuk menempatkan mereka di neraka jahannam.


Sepertimana Allah SWT firmankan dalam Al-Quran tentang malaikat yang akan mematikan mereka yang kafir dalam peperangan Badar, seperti dalam ayat yang menyebutkan:


"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka dan berkata: Rasakanlah olehmu seksa neraka yang membakar. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menganiaya hambaNya."
(AL-Anfal: 50-51)


Dari firman Ilahi di atas menunjukkan pada kita bagaimana para malaikat mencabut roh orang yang kafir, maka merupakan suatu cara yang mengerikan; para malaikat itu memukul wajah dan belakang mereka dan malaikat mengatakan; "Rasakanlah engkau sekarang dengan seksaan yang pedih."


Kisah itu berlaka dalam peperangan Badar, namun hal itu boleh terjadi bila-bila masa saja berkaitan masalah yang menyangkut kekafiran; tidak hanya khusus bagi orang-orang kafir dalam perang Badar. Boleh berlaku pada hari ini untuk orang yang kafir.

Malaikat Menunjukkan Gambaran Syurga kepada Asiah

Dalam sejarah tokoh kekafiran yang paling dahsyat adalah Firaun. Ia bukan sahaja tidak mengakui adanya Tuhan malah ia mengangkat dirinya sebagai tuhan yang berhak disembah sehingga tergamak ia menyatakan di hadapan rakyat jelata, “Akulah tuhan kamu yang maha tinggi.”




Orang-orang kafir seperti Raja Namrud, Abu Jahal, Abu Lahab dan beberapa orang lagi yang terkenal dalam sejarah, mereka tetap mengakui adanya Tuhan. Hanya sahaja mereka tidak mengakui tuhan mereka adalah Allah Yang Maha Esa.




Segala seruan Nabi Musa dan Harun sedikitpun tidak pernah ia hiraukan, malah pernah suatu ketika Firaun naik ke puncak sebuah bangunan yang tinggi dan melepaskan anak panah ke langit. Kebetulan anak panah itu jatuh di hadapannya dengan bersimbahan darah, lalu ia isytiharkan pada rakyat jelata bahawa ia telah membunuh Tuhan Nabi Musa sedangkan darah tersebut hanyalah darah burung yang Allah tetapkan mengenai sasaran anak panahnya supaya ia bertambah kufur dengan kesombongan dan kekafirannya.




Seluruh rakyatnya dipaksa untuk menyembah dan sujud padanya. Sesiapa yang ingkar, pasti dibunuhnya sehingga seluruh rakyatnya merasa takut dan tidak mempunyai pilihan kecuali menyembahnya.




Walaupun seluruh rakyat telah menyembahnya sebagai tuhan, ada seorang yang paling dekat hubungan dengan dirinya berani mengingkarkan dirinya sebagai tuhan iaitu istennya sendiri, Asiah.




Dialah satu-satunya orang yang beriman kepada Allah di istana Firaun. Rahsia keimanannya yang disembunyikan selama ini telah terbongkar berpunca dari ucapan perkataan “Allah” yang terbit dan mulutnya secara tidak sengaja.




Firaun berusaha memujuk supaya ia kembali kepada kekafirannya. Ia berkata: “Wahai isteriku, tahukah engkau akibat orang yang mengingkari diriku sebagai tuhan? Sebelum engkau menyesal, ubahlah pendirianmu!”




JawabAsiah dengan tegas: “Wahai Firaun, pendirianku tidak akan berubah walau apapun yang akan menimpa diriku dan perlu engkau ingat bahawa engkau dan aku adalah sama-sama manusia biasa. Tuhanmu dan Tuhanku adalah Allah.”




Firaun berusaha memujuknya dengan kata-kata lemah lembut tetapi tetap tidak berhasil, lalu digunakan kekerasan. Kata Firaun: “Hai Asiah, jika engkau tidak mahu mengubah pendirianmu, pastilah engkau akan aku pancung!”




Jawab Asiah: “Wahai Firaun, lakukanlah apa yang engkau mahu tetapi sedikitpun engkau tidak akan dapat menguasai pendirianku dan dengarkanlah sekali lagi aku nyatakan bahawa Tuhanmu dan Tuhanku adalah Allah.”




Setelah usaha mempengaruhinya secara lemah lembut mahupun secara keras juga tidak berhasil, lalu Firaun membuat pengumuman pada sekelian rakyatnya bahawa seorang perempuan akan dipancung kepalanya akibat keengganannya untuk mengakui Firaun sebagai tuhan iaitu Asiah, isterinya sendiri. Semoga hukuman ini akan menjadi pengajaran bagi sesiapa yang ingkar akan ketuhanan Firaun.




Pada masa yang telah ditentukan, berkumpullah sekalian rakyat di suatu tempat di mana Asiah diikat patda sebatang pokok kurma. Firaun masih tidak berputus asa dan cuba memujuknya.




Katanya: “Wahai Asiah, ubahlah pendirianmu. Engkau akan kumaafkan.” Berulang kali pula Asiah menjawab: “Tidak, janganlah engkau cuba mempengaruhiku lagi. Sia-sia sahaja perbuatanmu.”




Lalu Asiah memohon pada Allah sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Quran surah At-Tahrim ayat 11 yang bermaksud: “Dan Allah mengemukakan satu misal perbandingan bagi orang-orang yang beriman iaitu perihal isteri Firaun ketika ia berkata: Tuhanku, binalah untukku sebuah istana di sisiMu dalam syurga dan selamatkanlah aku daripada Firaun dan perbuatannya serta selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim.”




Permohonan Asiah diperkenankan oleh Allah, lalu Allah perintahkan pada malaikat: “Sesungguhnya hambaKu memohon padaKu dan Aku perkenankan permohonannya. Maka perlihatkanlah padanya gambarannya kerana suaminya yang di dunia akan Aku ganti dengan suami yang lebih baik di dalam syurga, istananya yang ada di dunia akan Aku ganti dengan istana yang lebih baik di dalam syurga.”




Maka malaikat pun menunjukkan gambaran keindahan syurga sebagaimana permohonan Asiah. Pada ketika itu Asiah tersenyum seolah-olah ia mencabar kematiannya. Asiah menghadapi kematian tidak dalam keadaan bersedih, juga tidak menangis malah tersenyum.

ERTI DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ

Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al-Qur'an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Al-Masih.


Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia

DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ MENURUT AL-QUR'AN

Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur'an, tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut:




"Barang siapa hapal sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari
(fitnahnya) Dajjal."




"Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal."




Boleh jadi, dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir, itu yang dituju ialah seluruh surat Al-Kahfi yang melukiskan ancaman Nasrani yang beraspek dua, yang satu bersifat keagamaan, dan yang lain bersifat keduniaan. Bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi, anda akan melihat seterang-terangnya bahwa yang dibicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat Nasrani.




Mula-mula diuraikan aspek keagamaan, yang dalam waktu itu Nabi Muhammad dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan umum kepada sekalian manusia (ayat 2), lalu dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan khusus kepada ummat Nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang berkata bahwa Allah memungut Anak laki-laki. Demikianlah bunyinya:




"Segala puji kepunyaan Allah Yang menurunkan Kitab kepada hamba-Nya ..., ... agar ia memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari Dia… dan ia memperingatkan orang-orang yang berkata bahwa Allah memungut anak laki-laki." (18:1-4).




Terang sekali bahwa yang dituju oleh ayat tersebut ialah ummat Nasrani, yang ajaran pokok agamanya ialah Tuhan mempunyai Anak laki-laki. Dalam sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi diuraikan seterang-terangnya, bahwa ummat Nasrani mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi. Demikianlah bunyinya :




"Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-Ku sebagai pelindung selain Aku?… Katakan Apakah Kami beritahukan kepada kamu orang-orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang tersesat jalannya dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang." (18: 102-104).




Ini adalah gambaran tentang bangsa-bangsa Barat yang diramalkan dengan kata-kata yang jelas. Membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan ummat Nasrani, dan ciri-khas inilah yang dituju oleh ayat tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat barang-barang, dan mereka begitu sibuk datam urusan ini, sehingga penglihatan mereka akan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, menjadi kabur sama sekali. Membuat barang-barang, sekali lagi membuat barang-barang, adalah satu-satunya tujuan hidup mereka di dunia. Jadi, sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran Kristen tentang Putra Allah, dan tentang kegiatan bangsa-bangsa Kristen di lapangan kebendaan, dan inilah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal.




Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhimya surat al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dhul-Qarnain* ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.




Ternyata bahwa menurut sejarah, raja ini ialah raja Persi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut, bahwa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. "Sampai tatkala ia mencapai ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam dalam sumber yang berlumpur hitam." (18:86). Ternyata bahwa yang dimaksud sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam.




Selanjutnya diuraikan dalam surat tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur "Sampai tatkala ia mencapai tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan dari (matahari) itu" (18:90). Selanjutnya diuraikan tentang perjalanan beliau ke Utara. "Sampai tatkala ia mencapai (suatu tempat) diantara dua bukit" (18:93).




Yang dimaksud dua bukit ialah pegunungan Armenia dan Azarbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja Dhul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, artinya, mereka tak mengerti bahasa Persi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja Dhul-Oarnain sbb: "Wahai Dhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu membuat kerusakan di bumi. Bolehkah kami membayar upeti kepada engkau, dengan syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka" (18:94).




Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa raja Dhul-Qarnain benar-benar membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur'an menyebut-nyebut besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang:




"Berilah aku tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit, ia berkata: 'Bawalah kemari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya' (18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melobangi itu. Dalam ayat 98, raja Dhul-Qarnain menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya, tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain. "Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).




*[Kata Dhul-Qarnain makna aslinya "mempunyai dua tanduk", tetapi dapat berarti pula "orang yang memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan. Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab perjanjian lama, Kitab Nabi Daniel, terdapat uraian tentang impian nabi Daniel, dimana ia melihat seekor domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk dua pucuk, yaitu raja Media dan Persi, (Daniel 8:20). Diantara raja Media dan Persi, yang paling cocok dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485 sebelum Kristus).




Jewish Encyclopaedia menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya, yaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb: "Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahwa raja Darius adalah pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperoleh tapal-batas alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadabdi pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Persia sampai Kaukasus"].




**[Rintangan atau tembok yang diuraikan disini ialah tembok yang termasyur di Derbent (atau Darband) yang terletak di pantai Laut Kaspi. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau Darband adalah sebuah kota kerajaan Persi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspi… Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat].