Kamis, 12 Januari 2012

Kisah Nabi Isa Turun ke Bumi (Bagian ke-5 -Habis)

Nabi Isa AS akan turun ke bumi. Berita ini masih menjadi perdebatan di kalangan kaum Muslimin, apalagi kaum di luar Muslimin, yang sudah menganggap final bahwa Isa Almasih mati di gantung di kayu salib. Berita ini mungkin masih menimbulkan kontroversi bagi kaum muslimin, disebabkan adanya kemusykilan dari berita itu, atau belum adanya pengetahuan yang komplet yang mereka terima.


Betulkah orang yang sudah mati bisa hidup kembali? Bukankah Nabi Muhammad sebagai Rasul dan Nabi terakhir, dan apa perlunya Nabi Isa turun lagi ke bumi? Lalu apa tugas beliau turun ke bumi? Belum lagi jika menyangkut soal teknis, bagaimana cara beliau turun dan bagaimana cara interaksinya dengan umat Islam pada zamannya. Semuanya masih menimbulkan tanda tanya besar.


Nabi Isa turun ke bumi bukan sekedar kepercayaan akal-akalan, tetapi didasarkan pada dalil yang sahih. Dalam hadis Nawwas bin Sam’an yang panjang, yang membicarakan kemunculan Dajjal dan turunnya Isa, Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Allah telah mengutus Almasih ibnu Maryam, turunlah Isa di menara putih di sebelah timur Damsyik (Suriah) dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan minyak Wars dan minyak Za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkan di kedua sayap Malaikat. Bila dia menundukkan kepala, menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya, kelihatan landai seperti Mutiara, maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia. Padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lodd, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.” (Sahih Muslim).


Allah berfirman, “Kaum Yahudi tidak membunuh Rasul-Nya, Isa ibnu Maryam, meskipun mereka mengaku hal itu dan pengikut Isa mempercayainya. Sebenarnya, Nabi Isa tidak terbunuh. Allah menggantikan orang yang menyerupai dirinya kepada mereka, sedangkan Isa diangkat Allah ke langit.


“Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, melainkan orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka, sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang Isa benar-benar dalam keraguan tentang orang yang dibunuh itu, kecuali hanya mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa: 157-158).


Allah menunjukkan dalam kitabnya bahwa Isa akan turun di akhir zaman. Dan turunnya itu merupakan pertanda bahwa kiamat sudah dekat. “Sesuungguhnya dia adalah tanda terjadinya kiamat.” (Az-Zuhruf: 61). Allah juga mengabarkan bahwa orang-orang Ahlikitab pada zaman itu akan beriman kepadanya. “Ahlikitab akan beriman kepadanya sebelum kematiannya.” (An-Nisa: 159).


Kapankah itu terjadi? Nabi Isa turun ke bumi setelah Dajjal merajalela di seantero jagat, lalu kapan Dajjal muncul?, Wallahu A’lam, Allah yang maha Tahu. Dalam hadis Bukhari dikatakan, Dajjal itu sudah ada, tetapi dikurung dan dibelenggu tangannya dalam sebuah biara di sebuah Pulau di tengah laut yang arahnya ke timur dari Jazirah Arab.


Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 157-159 menunjukkan orang-orang Yahudi tidak membunuh dan tidak menyalib Isa, tetapi Allah mengangkatnya ke langit. Sebagaimana juga disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 55. “Ingatlah ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkatmu kepadaku…”


Yang dimaksud dengan sinyalemen di atas bukan kematian, al-Maut, sebab jika yang dimaksud adalah kematian, Isa sama dengan orang-orang mukmin lainnya, yaitu diambil roh mereka lalu di bawa ke langit. Jika demikian tidak ada keistimewaan Isa dibandingkan dengan orang lain. Kalau yang dimaksud adalah rohnya berpisah dari tubuhnya. Tubuhnya masih berada di bumi, sebagaimana tubuh para Nabi atau manusia laiannya.


Firman Allah, “Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.” (An-Nisa: 158). Memberikan penjelasan bahwa Allah mengangkat tubuh dan rohnya sebagaimana halnya Isa akan turun dengan roh dan tubuhnya, seperti disebutkan dalam hadis Bukhari-Muslim, karena kalau yang maksud adalah “Mematikannya,” niscaya Allah berfirman, “Mereka tidak membunuhnya dan pula menyalibnya, tetapi dia meninggal dunia…..”


Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lafal “Mutawaffika” ialah “Qabidhuka”. Yakni memegang roh dan tubuhnya. Sedang lafal “At-Tawaffi”, tidak menghendaki atau menetapkan Tawaffi roh tanpa tubuh dan tidak pula tawaffi terhadap keduanya, kecuali dengan adanya Qarinah (indikasi atau alasan) tersendiri. Kadang-kadang lafal “Tawaffa”, berarti memegang roh ketika tidur, seperti dalam Surat Az-Zumar ayat 42 dan surat Ali Imran ayat 61.


Dalam tafsir Ibnu Jarir Athabari, tentang surat An-Nisa: 159, “Tidak ada seorangpun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum kematiannya.” Pendapat yang paling sahih adalah pendapat orang yang mengatakan bahwa takwil ayat ini ialah tidak ada seorangpun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum Isa mati, Mauti, sebelum kematian Isa, demi Allah, sesungguhnya beliau sekarang masih hidup di sisi Allah. Bila nanti beliau turun ke bumi, semua orang akan beriman kepadanya (Tafsir Athabari).


Asy-Syaikhani lebih jelas lagi ketika meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda “Demi Allah yang diriku adalah di Tangan-Nya, benar-benar putra Maryam akan turun di tengah-tengah kamu sebagai juru damai yang adil, lalu ia menghancurkan salib, dan harta kekayaan melimpah ruah hingga tidak ada seorangpun yang mau menerima (sedekah atau zakat) dari orang lain, sehingga pada waktu itu sujud satu kali labih baik daripada dunia dan seisinya.”


Kemudian Abu Hurairah berkata, “Bacalah firman Allah ini – An-Nisa ayat 159, jika Anda mau.”


Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir RA, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, “akan senantiasa ada golongan dari umatku yang berjuang membela kebenaran dengan memperoleh pertolongan hingga datangnya hari kiamat… kemudian akan turun Isa putra Maryam AS, lalu pemimpin mereka berkata (kepada Isa): silahkan anda salat mengimami kami. Isa menjawab, tidak usah, sesungguhnya sebagian kalian sudah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai manifestasi kepemimpinan dari Allah bagi umat ini.” (Shahih Muslim).


Nabi Isa turun ke bumi ketika orang-orang islam sedang menyusun saf hendak salat Subuh dan Imam salat mereka sudah maju. Imam itu lalu mundur dan mempersilahkan Nabi Isa maju untuk mengimami mereka, tetapi beliau menolak. Di dalam hadis disebutkan “dan Imam mereka, atau imam pasukan islam, adalah seorang yang saleh. Ketika imam mereka sudah maju untuk salat Subuh, turunlah Isa bin Maryam. Imam itu mundur, berjalan membungkuk dan mempersilahkan Isa maju, Isa meletakkan tangannya di pundak imam itu dan berkata kepadanya, “Majulah dan salatlah, sebab imam ini di qamatkan untukmu,” imam itu lalu salat bersama mereka.


Nabi Isa turun ke bumi bukan untuk meneruskan risalahnya, tetapi hanya akan menunjukkan jalan yang lurus kepada umatnya yang telah sesat, dan kembali kepada agama islam, yaitu mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW. Karena itulah, nabi Isa tidak mau menajdi Imam bagi umat Muhammad, sebab, dalam hal ini Nabi Isa adalah bagian dari umat Muhammad.


Tidak majunya Isa menjadi Imam Salat adalah bukti, dia datang sebagai pengikut Rasulullah SAW dan melaksanakan hukum dengan dasar Al-Qur’an, bukan dengan Injil. Karena syariat Al-Qur’an merupakan penyempurna syariat-syariat sebelumnya. Disamping itu Allah telah mengambil sumpah dan janji dari para Nabi, mereka akan beriman kepada Nabi Muhammad dan mengikutinya jika beliau diutus jika beliau masih hidup.


Al-Qur’an menunjukkan dalil itu, “Dan ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi, sungguh apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh beriman kepadanya dan menolongnya Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu? Mereka menjawab,”Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu saksikanlah, dan aku menjadi saksi bersamamu, barangsiapa yang berpaling sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang fasik (Ali Imran: 81-82.


Lalu bagaimana dengan hadis Nabi yang menyebutkan, “Tidak ada Nabi sesudah saya (Muhammad)?” apakah ini tidak bertolak belakang dengan maksudnya? Menurut An-Nawawi, pensyarah hadis ini adalah logika yang salah. Sebab dengan turunnya Isa tidak dimaksudkan bahwa dia turun sebagai Nabi dengan syariat yang menghapus syariat kita, tidak disebutkan begitu dalam hadis ini, tidak juga di dalam hadis lain. Namun Isa akan turun sebagai hakim yang adil, yang melaksanakan syariat kita, menghidupkan syariat kita, yang sudah ditinggalkan oleh manusia.


Pekerjaan pertama yang akan dilakukan oleh Nabi Isa adalah menghadapi Dajjal. Setelah turun, Isa menuju Baitulmakdis, tempat Dajjal dikepung oleh pasukan Muslim. Isa memerintahkan mereka untuk membuka pintu. Dalam beberapa hadis disebutkan, Rasulullah bersabda, “Isa berseru, Bukakan pintu, mereka lalu membukanya, dan dibalik pintu itu ada Dajjal bersama 70.000 orang Yahudi, yang semuanya membawa perisai dan pedang. Ketika Dajjal memandang Isa, laksana garam yang mencair di lautan, ia melarikan diri, Isa mengejarnya sampai di pintu gerbang Ludd timur (salah satu daerah di timur tengah), kemudian membunuhnya, dan Allah mengalahkan kaumYahudi.


Rahasia luluhnya Dajjal adalah, Allah memberikan kepada Nabi Isa bau khusus yang kalau dicium oleh orang kafir, si kafir itu akan mati. Dalam sebuah hadis Shahih Muslim, yang panjang disebutkan, “Saat dia (Dajjal) dalam keadaan demikian, Allah mengutus Isa ibnu Maryam. Isa akan turun di menara di timur Damaskus, dengan pakaian yang dicelup dengan minyak Wars dan minyak Za’faran, sambil bergantung dengan kedua tangannya di sayap dua Malaikat. Jika Isa menggerakkan kepala, bertetesan air, dan jika dia menggerakkan kepala, biji-biji perak laksana mutiara berjatuhan darinya. Setiap orang kafir yang mencium baunya akan mati… Isa mengejar Dajjal sampai ke gerbang Ludd timur lalu membunuhnya. Kemudia datang kepada Isa suatu kaum yang dijaga Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka derajat mereka di Surga.”


Rahasia mengapa Isa tidak membiarkan Dajjal mati sendiri adalah untuk mematahkan kekuatan dan fitnah makhluk itu. Dengan menyaksikan pembunuhan dan kematiannya manusia menjadi yakin bahwa Dajjal adalah makhluk yang lemah dan dapat dikalahkan, dan klaimnya adalah palsu dan dusta.


Setelah Isa menghancurkan Dajjal dan fitnahnya Ya’juj dan Ma’juj keluar dari zamannya, dan membuat kerusakan yang sangat dahsyat di bumi. Tentang bangsa Ya’juj dan Ma’juj ini diceritakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 93-99. “Ketika Zulkarnain dalam perjalanan sampai pada suatu tempat diantara dua gunung, ia menemukan di sana suatu kaum yang nyaris tidak bisa memahami perkataan. Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa yang mengancam mereka adalah bangsa Ya’juj dan Ma’juj, dan memintanya untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka ari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj.


Zulkarnain memenuhi permintaan mereka, “Hingga apabila dia telah sampai diantar dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?


Zulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekauatan, agar aku membuat dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi, hingga apabila besi itu sudah sama rata dengan kedua gunung itu, Zulkarnain berkata, “Tiuplah, hingga apabila besi itu sudah menjadi api, diapun berkata, “berilah aku tembaga agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.” Maka mereka tidak bisa mendakinya dan tidak bisa melubanginya. Zulkarnain berkata, “Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji tuhan itu adalah benar,” kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian di tiup lagi sangkala, lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al-Kahfi: 93-99).


Rasulullah SAW menjelaskan, “Ya’juj dan Ma’juj akan dilepas, dan mereka keluar menyerang manusia, sebagaimana difirmankan Allah SWT. “Dari tempat-tempat yang tinggi mereka keluar dengan cepat,” mereka merambah bumi. Orang-orang muslim berlindung di kota-kota dan benteng-benteng untuk menghindari mereka. Mereka merampok hewan-hewan kaum muslimin, mereka minum-minum air di bumi sampai sebagian mereka melewati sebuah sungai dan meminum airnya hingga kering, lalu lewat orang-orang setelah masa mereka, dan berkata, “Dulu di sini pernah ada Air.”


Kemudian, ketika tidak ada lagi yang teresisa kecuali satu orang di benteng atau di kota, seorang dari mereka berkata, “Penduduk bumi sudah kita habisi, tinggal penduduk langit.”


Lalu salah seorang mengambil senjata dan melemparkannya ke langit, dan senjata itu kembali dengan darah yang mengandung bala dan fitnah. Ketika mereka dalam kondisi demikian, Allah mengirimkan ulat-ulat ke leher mereka, sehingga mereka mati tidak berdaya.


Lalu orang-orang muslim berkata, “adakah sukarelawan yang mau melihat apa yang sedang dilakukan musuh?”


Salah seorang menyatakan bersedia, dan diperkirakan dia bakal terbunuh. Dia turun dan menemukan mereka sudah menjadi bangkai yang bertumpuk-tumpuk, lalu dia berseru, “Hai orang-orang Islam, bergembiralah sesungguhnya Allah telah mengalahkan musuh kalian untuk kalian.”


Mereka keluar dari kota-kota dan benteng-benteng mereka, melepaskan hewan-hewan ternak mereka, tetapi mereka tidak menemukan tempat pengembalaan kecuali telah dipenuhi mayat. Maka sesuatu tang paling disyukuri saat itu adalah rumput yang ditemukan.


Tanda-tanda besar kiamat itu, setelah datangnya Dajjal, dan turunnya Isa Almasih, yang membunuh Dajjal dan Ya’juj dan Ma’juj, yakni antara lain hapusnya ajaran Islam, hilangnya Al-Qur’an dan penyembahan berhala. Berikutnya adalah penghancuran Ka’bah oleh Dzussuwaiqatain (tokoh jahat semacam Dajjal), barulah matahari terbit dari barat, keluar binatang melata, dan api yang menghimpun manusia sebagai akkhir kiamat yang merusak dunia dan seisinya.


Bagaimana kita mengenali Nabi Isa AS. Rasulullah memberikan petunjuk, “Pada malam ketika saya di Isra’-kan, saya bertemu Musa…” lalu beliau menyebutkan ciri-cirinya, kemudian melanjutkan sabdanya, “Dan saya juga bertemu dengan Isa, perawakannya sedang, kulitnya merah, seperti orang yang baru keluar dari permandian.” (HR Bukhari-Muslim).


Kalau kita gabung dengan hadis-hadis lainnya, ciri-ciri Nabi Isa, bertubuh sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, berkulit merah agak coklat, dan berbulu, dadanya bidang, rambutnya lurus seperti orang baru keluar dari permandian, dan rambutnya sampai di bawah ujung telinga bagian bawah, yang disisir dan memenuhi kedua pundaknya.


Setelah Dajjal dibunuh oleh Nabi Isa, bumi menjadi damai. Kala itu Allah menurunkan hujan, sehingga membersihkan bumi yang telah rusak hingga cemerlang seperti kaca. Kemudian tumbuhlah berbagai pohon buah-buahan, sehingga manusia bisa memakan dan berteduh di bawahnya. Begitu juga ternak, tumbuh dewasa dengan cepat. Susu seekor kambing, dengan barakah Allah, dapat mencukupi satu keluarga, susu seekor sapi dapat mencukupi satu kabilah, serta susu seekor unta bunting yang akan melahirkan dapat mencukupi kebutuhan banyak orang.


Penghuni planet bumi ini hidup dengan aman, tidak ada permusuhan diantara umat manusia, begitu juga dunia Fauna. Ular dapat hidup bersama unta, harimau berdampingan dengan Sapi, dan Srigala bersama kambing. Malah anak-anak kecil bisa bermain dengan ular, dan ular itu tidak membahayakan bagi mereka. Nabi Isa akan menjadi hakim yang adil, membebaskan Jizyah, pajak Jiwa. Sifat bakhil, saling membenci dan saling dengki, akan hilang. Orang-orang menawarkan sedekah dan zakatnya kepada orang lain, tetapi tidak ada yang menerimanya.


Namun masa tata tentrem kerta raharja, gemah ripah loh jinawi relatif hanya sebentar. Menurut Sahih Muslim, sekitar tujuh tahun, sehingga menggenapkan usia Nabi Isa di bumi menjadi 40 tahun, sebab ketika diangkat Allah ke langit umurnya baru 33 tahun, setelah itu Allah mengirim angin yang sangat dingin dari arah Syam, dan terjadilah kiamat.

Tidak ada komentar: